Sabtu, 26 Maret 2011

Kuliah Umum Nicole Keidman


KULIAH UMUM
Kuliah umum yang diselenggarakan oleh prodi D3 Kearsipan pada tanggal 17 Maret 2011 lalu yang pembicaranya berasal dari Universitas Bremen,Jerman. Memuat topik yang cukup menarik yaitu “Method of Interview” .Pembicaranya adalah seorang wanita yang bernama Nicole Keidman. Kuliah umum ini berhubungan dengan mata kuliah di semester 2 yang sedang kami pelajari yaitu Metode Pengolahan dan Informasi Lisan. Kuliah umum ini sengaja diselenggarakan oleh pihak prodi D3 Kearsipan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan kami tentang metode atau cara-cara yang baik dan benar dalam berwawancara. Karena kebetulan mata kuliah Metode Pengolahan dan Informasi Lisan ini menuntut kami untuk melakukan wawancara untuk mengganti nilai ujian mid semester dan ujian akhir semester 2.
Dan metode-metode yang diberikan oleh Miss Nicole cukup membantu saya dan mengarahkan saya untuk mempersiapkan hal-hal apa saja sebelum dilakukannya wawancara. Miss Nicole sudah memiliki banyak pengalaman dalam melakukan wawancara/interview. Karena sebelumnya ia telah melakukan research/penelitian tentang Pengobatan tradisional di Yogyakarta. Dan hasilnya sedikit warga jogja yang masih mempertahankan cara-cara pengobatan tradisional ketika mereka sakit. Misalnya : harus minum jamu yang direbus atau jamu godogan,padahal khasiat jamu tersebut sangatlah mujarab,karena sesering apapun kita meminumnya, jamu tersebut tidak akan memberikan efek samping, malahan badan kita tambah sehat. Sangat bertolak belakang dengan obat kimia dari dokter, apabila kita terlalu sering meminumnya,itu akan menimbulkan efek samping pada hati. Tetapi sayangnya anak muda jaman sekarang jarang sekali yang mau meminum jamu godogan tersebut. Karena rasa pahit yang amat sangat.
Dan cara pengobatan tradisional yang berikutnya adalah kerokan. Orang-orang jaman dahulu sering sekali melakukan hal itu ketika mereka masuk angin. Mereka percaya apabila setelah kerokan, angin yang masuk dalam tubuh mereka keluar,dan sakit yang diderita mereka segera sembuh. Tetapi anak muda jaman sekarang berpikir bahwa dengan kerokan tersebut mereka terlihat sangat kuno dan ketinggalan jaman. Seperti itulah pengalaman miss Nicole ketika melakukan research di Yogyakarta.
Dan saat Miss Nicole menerangkan tentang Method of Interview (Metode yang dilakukan saat akan melakukan wawancara), sayaa tidak be tidak begitu jelas mendengarnya, karena Miss nicole menerangkan terlalu cepat dan saya tidak begitu mengerti bahasa inggris. Tetapi saya menangkap beberapa point penting yang dijelaskan oleh Miss Nicole.
Yang pertama adalah menentukan tema yang hendak dijadikan wawancara. Biasanya tema tersebut adalah berita yang aktual dan terkini. Setelah tema tersebut dirasa cukup pas, barulah kita mencari narasumber yang bisa diajak wawancara dan memberikan informasi dari tema yang sudah ditentukan. Setelah bertemu dengan narasumber yang pas untuk diwawancarai, kita mulai menulis konsep apa yang akan ditanyakan ketika wawancara nanti. Kita bisa mendapatkan materi darimanapun, baik dari buku, internet, ataupun sebagainya. Agar terkesan kita menguasai materi dan agar arah pembicaraan ketika wawancara nanti tetap sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Dan usahakan saat membuat pertanyaan jangan dengan tipe pertanyaan Yes or No Question, karena apabila kita menggunakan tipe tersebut, pertanyaan itu akan mati atau berhenti dalam satu pertanyaan saja. Dan tidak akan berkembang menjadi satu pertanyaan lain.
Yang kedua adalah focus interview. Maksudnya adalah ketika kita telah menentukan suatu topik untuk dijadikan wawancara, kita harus membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik tersebut atau materi intinya saja. Dan diusahakan untuk menghindari pertanyaan yang tidak sesuai dengan topiknya. Karena hal itu akan merugikan kita, selain membuang waktu, juga tidak ada informasi yang diperoleh. Dan apabila narasumber berbicara terlalu jauh dari tema yang telah ditentukan, sebisa mungkin kita harus mengembalikan ke arah pembicaraan yang telah ditentukan.
Yang ketiga adalah posisi saat melakukan interview atau wawancara. Sebaiknya saat melakukan wawancara kita harus memperhatikan sikap dan tingkah laku narasumber. Apabila narasumber terlihat ceria dan sangat terbuka, kita bisa meneruskan wawancara. Tetaapi apabila narasumber terlihat capek, sebaiknya kita meneruskan wawancara di kemudian hari.
Yang keempat adalah ketika kita akan melakukan research atau penelitian sebaiknya kita memilih ang yang kita lakukan hasilnya tidak maksimal karena informasi yang kita dapatkan antara satu tempat dan tempat lain bis asaja berbeda dan malah akan menimbulkan tabrakan pendapat.
Dan point terakhir yang saya ketahui adalah dalam menuliskan hasil wawancara menggunakan dua metode yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Nah, perbedaan antara dua metode ini adalah apabila metode kualitatif cara penyajiannya menggunakan tulisan, sedangkan metode kuantitatif cara penyajiannya menggunakan angka-angka. Tetapi cara pengambilan hasilnya pun sama, ada yang menggunakan metode kuesioner atau angket, metode wawancara, dan lain sebagainya. Misalnya seseorang ingin menulis Tesis tentang Lesehan di Malioboro, maka ia akan menyebarkan kuesioner atau angket kepada pengunjung di sekitar Malioboro untuk mendapatkan data berapakah orang yang sering,jarang,atau belum pernah makan di Lesehan  Malioboro. Cara penyajian dengan metode kualitatif  yakni dijelaskan dan disebutkan jumlahnya dengan kata-kata tentang hasil data tersebut. Sedangkan dengan metode kuantitatif, hasil data tersebut digambarkan dengan tabel atau grafik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar